Translate

Selamat Datang di Blog Saya

Jumat, 13 Desember 2013

Struktur Jembatan

Struktur Jembatan
 Sistem Struktur Jembatan
Berdasarkan material yang digunakan untuk konstruksi, jembatan terdiri atas jembatan yang terbuat dari beton, baja, dan kayu, sedangkan berdasarkan fungsinya, jembatan terdiri atas jembatan untuk distribusi pipa gas/air, pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan kereta api. Dalam perencanaan struktur, jembatan dibagi kedalam dua sistem struktur, yaitu sistem struktur atas (superstructure) dan sistem struktur bawah (substructure). Sistem struktur atas terdiri dari sistem pelat-girder jembatan dan joint yang menghubungkan antar pelat-girder tersebut, sedangkan sistem struktur bawah terdiri dari pier, bearing, abutment, dan pondasi. Gabungan kedua sistem struktur atas dan bawah diberikan pada Gambar.
1

Sistem struktur atas jembatan terbagi atas :
  1. Sistem jembatan dengan pelat (slab bridge)
  1. Sistem jembatan dengan balok (girder bridge)
  1. Sistem jembatan dengan rangka (truss bridge)
  1. Sistem jembatan lengkung (arch bridge)
  1. Sistem jembatan gantung (suspension bridge)
  1. Sistem jembatan dengan kabel cancang (cable-stayed bridge)
1
Masing-masing sistem struktur jembatan juga memiliki kompatibilitas yang berbeda terhadap panjang bentang jembatan tersebut. Klasifikasi sistem struktur jembatan terhadap panjang jembatan ditunjukkan pada Gambar.
1
Pada umumnya, sistem struktur jembatan beton bertulang sudah mulai jarang digunakan karena jembatan yang hanya dengan beton bertulang hanya dapat digunakan pada jembatan bentang pendek dan tidak efektif untuk jembatan bentang panjang dari segi dimensi penampang dan biaya konstruksi. Selain itu, dari segi perencanaan dan desain, jembatan beton bertulang identik dengan perencanaan struktur beton bertulang. Beberapa contoh jembatan yang menggunakan sistem struktur jembatan di atas ditunjukkan pada Gambar.
1
1

Dalam perancangan struktur jembatan, proses perencanaan setiap elemen yang terdapat pada sistem struktur jembatan harus berdasarkan peraturan standar nasional yang berlaku di Indonesia yang disusun oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Seperti halnya pada struktur gedung, perencanaan struktur jembatan juga mengacu kepada peraturan-peraturan yang berisi tentang pembebanan, desain struktur jembatan dengan material beton, struktur jembatan dengan menggunakan baja, dan struktur jembatan yang merupakan gabungan antara beton dan baja (composite). Peraturan perencanaan jembatan yang terdapat pada Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain :

SNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan 
DOWNLOAD Ukuran 1.74 MB

SNI 03-2833-2004 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan

SNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan 
DOWNLOAD Ukuran 1.99 MB

SNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan 
DOWNLOAD Ukuran 1.33 MB


Dasar Perencanaan Jembatan
Perencanaan jembatan untuk masing-masing sistem struktur jembatan tergantung kepada metode konstruksi yang digunakan dalam pekerjaan struktur jembatan.
  • Panjang bentang jembatan
Pemilihan tipe sistem struktur jembatan yang efektif akan sangat dipengaruhi oleh panjang jembatan yang akan dikonstruksi. Efektivitas pemilihan struktur jembatan dipengaruhi oleh faktor biaya, dimana untuk struktur atas dipengaruhi oleh panjang jembatan, sedangkan pada struktur bawah dipengaruhi oleh banyaknya pier yang digunakan.
  • Jarak antar girder
Pada sistem struktur jembatan dengan balok (girder bridge), jarak antar girder akan menentukan jumlah girder yang digunakan pada lebar jembatan tersebut. Selain itu, jarak antar girder akan menentukan tebal slab yang digunakan dan biaya perawatan yang dibutuhkan. Semakin besar jarak antar girder, semakin sedikit girder yang dibutuhkan pada lebar jembatan dan semakin kecil biaya perawatn yang dibutuhkan, namun membutuhkan tebal pelat yang lebih besar, dan sebaliknya.
  • Material struktur jembatan
Material yang digunakan dalam perencanaan jembatan akan mempengaruhi aspek desain jembatan tersebut. Material yang umum digunakan adalah adalah baja dan beton, dimana penggunaan material beton dibedakan menjadi pengecoran di tempat atau dengan pracetak. Pemilihan material yang paling efisien tergantung kepada lokasi jembatan dan biaya pengantaran material ke daerah konstruksi.
  • Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan di sekitar jembatan yang akan dikonstruksi mempengaruhi perencanaan sistem struktur jembatan. Pada kondisi lingkungan tertentu, jembatan harus direncanakan dengan adanya segmen yang melengkung, dimana sistem struktur jembatan yang digunakan harus sesuai dengan kondisi tersebut. Untuk jembatan dengan segmen melengkung, sistem struktur jembatan dengan menggunakan girder pratekan tidak dapat digunakan, sehingga diperlukan sistem struktur dengan menggunakan segmental pratekan untuk mendapatkan kelengkungan pada jembatan atau dilakukan pengecoran di tempat. Selain itu, kondisi lingkungan yang menentukan perencanaan jembatan adalah ruang bebas yang dibutuhkan di bawah jembatan tersebut. Pada jembatan yang berada di atas jalan raya membutuhkan ruang bebas untuk lalu lintas kendaraan di bawah jembatan tersebut, sedangkan untuk jembatan yang melintasi air akan membutuhkan ruang bebas untuk lalu lintas kapal. Ruang di bawah jembatan harus memberikan kebebasan yang cukup agar tidak mengganggu aktivitas di bawah jembatan tersebut

3 komentar: