Translate

Selamat Datang di Blog Saya

Senin, 24 Agustus 2015

Pondasi Cakar Ayam



Pondasi cakar ayam merupakan salah satu struktur pondasi yang ditemukan oleh Warga Negara Indonesia yaitu Prof Dr Ir Sedijatmo. Pada tahun 1961, Prof Dr Ir Sedijatmo menjabat sebagai pejabat PLN diharuskan mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di kawasan Ancol yang mana daerah tersebut didominasi oleh rawa-rawa. Dengan susah payah, Prof Dr Ir Sedijatmo berhasil didirikan 2 menara dengan sistem pondasi konvensional, kemudian tersisalah 5 menara lagi. Menara ini sendiri didirikan dalam rangka untuk menyambut pesta olahraga terbesar se-Asia yaitu Asian Games 1962 untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan.
Karena waktu pelaksanaan Asian Games yang semakin mendesak dan masih tersisa 5 menara listrik lagi, maka Ir Sedijatmo mencari sistem baru untuk mempermudah pemasangan menara. Akhirnya lahirlah sistem Pondasi Cakar Ayam. Sistem ini mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit (bersatu) dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu sistem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit ralft foundation.
Pondasi Cakar Ayam Dilihat dari Konstruksi dalam Tanah

Pondasi Cakar Ayam Untuk Menara Listrk

Mekanisme sistem podasi cakar ayam dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut : Bila diatas pelat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan rotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah disekitar cakar,yaitu semakin panjang (dan juga lebar) cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh.
Tidak hanya di Indonesia, berbagai negara seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark juga telah mengadopsi fondasi Cakar Ayam temuan Prof. Sedijatmo ini untuk digunakan dalam konstruksi bangunan-bangunan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar